Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Minggu, 25 Desember 2011

Kadang Mendengarkan adalah Hal yang Sangat Berharga

Bukan hari ini, sudah beberapa hari kemarin tapi malam ini tiba-tiba aku teringat lagi hal yang ternyata tanpa kusadari begitu berharga. Spontan terlintas bahwa manusia memang benar-benar tidak bisa hidup tanpa orang lain dan bantuan sekecil apapun entah itu materiil dan moral adalah sangat berharga bagi yang membutuhkan, walaupun sekedar kata-kata kecil singkat yang keluar dari mulut yang mungkin tidak perlu berfikir dalam untuk mengatakannya.

Waktu itu aku sedang pergi, ya…..lumayan jauh lah kira-kira membutuhkan waktu perjalanan sekitar satu jam dari domisiliku dan temanku itu, katakanlah namanya Abi. Ketika aku sedang berdiam diri tiba-tiba Abi mengirimkan sms menanyakan keberadaanku, aku bilang saja baru pergi dan dia bilang, “boleh gak aku kesitu?”. “Iya kesini aja”, aku bilang.

Selang kira-kira dua jam tiba-tiba si Abi muncul dengan sepeda motornya dan menghampiriku, kaget juga kok tiba-tiba dia benar-benar datang sendirian, aku pikir bercanda karena biasanya pun dia begitu. Setelah Abi turun dari motornya dia langsung duduk didekatku dengan tampang yang tidak seperti biasanya. Aku hanya tersenyum membiarkan Abi tenang sejenak dan sengaja tidak menyapa karena aku tahu ada yang tidak enak dihatinya.

Setelah beberapa menit aku dan Abi terdiam, Abi yang mulai obrolan terlebih dulu. Benar ternyata apa yang aku kira, Abi menceritakan panjang lebar tentang masalah yang dia rasakan tanpa aku tanya ada apa sebernarnya sampai-sampai dia mau jauh-jauh datang menemuiku disini.

Abi bingung dengan keadaannya, yang dia pikir dia berada dalam posisi serba salah dalam lingkungan teman-teman kesehariaannya. Aku sendiri bingung kenapa aku yang dia cari, bukan teman yang lain yang mungkin lebih dekat dengan rumahnya daripada datang menyusulku disini. Aku jadi gak enak hati kalau dia berfikir berlebihan tentang aku, padahal secara akademik dia jauh diatasku, teman-temannya juga aku pikir lebih banyak.

Gak kerasa dia curhat sudah hampir satu jam, tanpa minum, hanya sambil merokok. Akhirnya dia minta pendapatku, bagaimana sebaiknya ?

Aku juga jadi bingung mau ngomong apa, aku hanya bilang,”Sebaiknya kamu renungin dulu aja, yang tahu sebenarnya mana yang penting buat kamu, buat masa depanmu itu kamu sendiri, orang lain hanya sebagai cermin saja, itupun gak semua cermin datar, ada yang cembung, cekung, kadang ada pula yang buram dan kotor. terlepas mereka akan suka atau tidak itu hak mereka dan kodrat manusia memang harus ada pro dan kontra, kalau memang kita harus meninggalkan sesuatu demi kebaikan bersama, ya…..lakuin aja, gak semua hal baik itu manis dirasa. Kalau kita terpaksa berseberangan dengan mereka dan kita tahu itulah yang memang harus dilakukan, memang tidak enak sekali, mungkin mereka akan mengucilkan kita, kita kehilangan orang yang tadinya baik dengan kita, dan mereka selalu memandang sisi negatif kita, gak apa-apa, yang penting kita positif thinking dulu aja dan jangan dendam.”

Abi diam dan terus menatapku, aku jadi tambah bingung dan merasa gak layak ngomong kayak tadi. Tapi reaksinya yang membuatku heran, agak lega pula, dia lumayan tersenyum daripada ketika dia datang tadi. Gak lama kemudian Abi langsung pamit, singkat saja yang dia katakan, “baiklah……, aku pulang dulu ya.” Aku ajak ke warung untuk sekedar minum-minum pun dia gak mau. “ya sudahlah…hati-hati ya…..” aku bilang.

Dari sini aku berfikir, begitu pentingnya orang yang mau mendengarkan, sekedar mendengarkan. Dan sekarang semakin jarang orang yang mau mendengarkan, semua ingin didengar, semua ingin bicara. Tentang dirinya sendiri.

tyo..